Tampilkan postingan dengan label AJARAN SPRITUAL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AJARAN SPRITUAL. Tampilkan semua postingan

TATA CARA KEPENGHAYATAN

 

 

 

TATA CARA KEPENGHAYATAN

 

PENDAHULUAN

 

Dalam  spiritual Jawa, istilah Manunggaling Kawula lan Gusti hampir merupakan  konsepsi umum, namun menjadi sangat tidak umum   apabila kita secara  sunguh-sungguh bertekad untuk mencapai kondisi   ideal tersebut. Sungguh  sangat mengembirakan apabila semakin banyak   masyarakat kita berupaya  menggali secara intensif, dan kemudian   menyebarluaskan bagaimana pola  dan metode yang paling efektif dalam   rangka mencapai suatu kondisi  Manunggaling Kawula lan Gusti tersebut.   Sebuah konsep yang bernilai  sangat tinggi, murni dan mengakar pada   sistem nilai masyarakat nusantara  dan berbasis kuat pada budaya   spiritual asli nusantara khususnya Jawa.

Memahami dan mengetahui jati diri sampai kepada upaya untuk mengetahui (ngaweruh) asul asul, dirisangkan paraning dumadi adalah inti dari konsepsi dan perilaku proses revitalisasi Kuasa Tuhan dalam diri manusia. Mengetahui, mengenal dan memahami (ngaweruhi)    jati diri dan asal usul diri adalah “Proses Penyatuan Diri ke dalam    Kuasa Tuhan” sebuah proses dalam rangka mewujudkan kondisi yang kita    kenal sebagai Manunggaling Kawula lan Gusti istilah yang sesungguhnya merupakan sinonim dari proses Menghidupkan Gusti Dalam Kawula&rdquolang

Menghidupkan    Gusti Dalam Kawula adalah bentuk kehidupan Ketuhanan Yang Maha Esa   yang  terjabar kedalam berbagai bentuk kehidupan budaya spiritual yang   saat  ini kita kenal sebagai Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Aktivitas spiritual Menghidupkan Gusti Dalam Kawula adalah salah satu    nilai budaya asli Nusantara dan keberadaannya sangat mengakar dalam    kehidupan masyarakat. Seni, budaya, adat dan tradisi yang terhampar    menghiasi kakayaan bumi Nusantara hampir seluruhnya lahir dan turun dari    budaya spiritualnya. Sebuah kenyataan budaya yang seharusnya menjadi    ciri karakter bangsa dan mampu melahirkan peradaban yang mengakar pada    nilai-nilai asli Bangsa Indonesia.

Sejarah    membuktikan bahwa di atas bumi Nusantara ini pernah terjadi masa    kejayaan dengan berdirinya kerajaan-kerajaan besar seperti Sriwijaya dan    Majapahit. Sebuah kenyataan sejarah bagaimana tingginya sistem nilai    yang terbangun saat itu. Kokohnya konstruksi sistem nilai yang terbangun    saat itu sudah barang tentu diawali oleh kehadiran sosok panutan yang    memang dilahirkan dan dibesarkan dengan kekuatan dan kuasa gaib bumi   Nusantara. Sosok yang lahir dan dibesarkan dengan dahsyatnya kuasa gaib    bumi Nusantara inilah yang kemudian membangun sistematika sistem nilai    sosial dan spiritual yang dipakai pegangan dan berlaku dalam kehidupan    bermasyarakat, baik dalam membangun interaksi sosial maupun dalam upaya    mengenal eksistensi kuasa Tuhan dalam diri manusia. Sosok ini memang    lahir sebagai sosok “Manusia Seutuhnya”, lahir dengan kegaiban    seutuhnya, lahir bersama hukum    dan misteri alam dan sekaligus membangun sistematika untuk menguak    misteri alam tersebut. Sosok inilah dikenal sebagai Guru Sejati; dan lain sebagainya yang pada jaman Hindu di Jawa dikenal dengan sebutan Mpu, Resi atau Bagawan.

 

Kegaiban    asli alam bumi Nusantara kenyataannya tidak pernah lekang oleh jaman.    Sosok manusia yang lahir sebagai manusia seutuhnya tidak hanya lahir    pada awal jaman, tidak hanya lahir pada jaman dimana wajah dunia masih    nampak polos, tidak hanya lahir pada jaman dulu. Sungguh luar biasa,    bumi Nusantara ini tidak pernah hanya melahirkan satu sosok manusia yang    lahir sebagai manusia seutuhnya dan sosok itu dilahirkan sampai kini,    terlahir dengan tetap membawa dan menjaga wajah asli bumi Nusantara.

TUHAN DAN MANUSIA

 

 

TUHAN DAN  MANUSIA

 

eksistensi diri terdiri dari tiga unsur yaitu Raga, Jiwa dan Sukma. Raga berupa fisik sedangkan Jiwa dibentuk dari empat elemen dasar yang menentukan ciri, sifat dan karakter manusia. Keempat elemen dasar tersebut berasal dari intisarinya bumi, intisarinya air, intisarinya api dan intisarinya angin.  Sukma adalah Kuasa Tuhan yang bersemayam pada diri manusia, secara populer sering diistilahkan dengan Roh. Rokhani adalah Kuasa Tuhan yang ada dalam diri manusia. Di Jawa, keempat elemen dasar dan sukma sudah sangat populer dikenal sebagai konsepsi "sedulur papat kelima pancer".

 

Tuhan beserta kuasaNYA tidak dapat kita definisikan, namun keberadaannya dapat kita rasakan. Tuhan tidak dapat kita wakili dengan obyek apapun, karenanya keberadaan Tuhan bisa kita pahami lewat Cipta, Rasa dan Karsa. Telah disebutkan bahwa Kuasa Tuhan dalam diri manusia dinamakan dengan Sukma yang merupakan fenomena transsenden yang dalam proses Kepenghayatan  dapat dirasakan melalui penyatuan Cipta, Rasa dan Karsa tersebut. Penyatuan Cipta, Rasa dan Karsa.

 bahasa kerokhanian "Jawa"  diistilahkan sebagai alam

Menciptakan "Alam Tak Terhingga (•)" dalam diri merupakan dasar dalam menapak kematangan rokhani. Alam Tak Terhingga (•) merupakan fenomena sebuah kesempurnaan rokhani yang diperoleh manakala Kuasa Tuhan dalam diri manusia (Sukma) telah mampu bersatu dengan Kuasa Tuhan. Bersatunya Sukma dengan Kuasa Tuhan membentuk sistem alam,

,